Satu lagi misteri hidup yang akan jadi kenangan tiap kali terlewati, asal masih ada nafas terhembus. Banyak cerita hingga kini sampai di waktu yang tidak lagi sedikit. Yang tersayang menjadi peran utama, selalu. Cerita hidup mungkin jadi sebutan yang pantas untuk didengar, ya jika jantung masih berdetak. Hari ini yang sebentar lagi terlewati telah menjadi bagian dari lembar coretan kisah yang tertulis rapi oleh kenangan. Ratusan juta detik telah dilalui, ada makna terpendam di dalamnya. Harap itu selalu ada ketika suatu saat nanti hari ini, 23 September akan terus terulang dengan ucapan yang sama.
Wahai waktu tetaplah kau di sana jangan terus berjalan, aku ingin menjadi manusia yang paling bahagia hari ini. Hanya hari ini saja biarkan 24 jam itu menjadi 0. Tapi mana mungkin waktu dapat mendengar harapku, apa kamu mau jika waktu berhenti maka matahari juga akan tetap tersembunyi di balik gelapnya malam. Jangan, jangan jadi manusia menyebalkan ya. Sekarang sudah 21 bukan angka yang sedikit, memang bertambah tapi yang lain berkurang. Bercerminlah, siapa tahu banyak yang belum kamu tahu.
Hari ini tepat sudah untukmu tuk ucapkan kata yang selama ini tertahan dalam bibir dan hanya kau ucapkan 1 kali dalam 365 hari. Terimakasih sudah selalu sisipkan namaku dalam doamu. Kamu selalu berhasil membuatku percaya bahwa cinta itu akan selalu ada dan cinta itu ada dalam hidup, melihat bahwa dia adalah sama seperti-Nya, itu yang selalu kau ucapkan tiap kali kau yakinkanku.
Pagi tadi sebelum matahari tampakan sinarnya aku masih mengira-ngira apa yang sedang kau siapkan hari ini, selalu ada rencana indah yang tak terduga dan mampu kau simpan baik hingga saatnya tiba. Sungguh, aku tak mengira kau jadikannya sempurna, selalu dan tidak pernah sekalipun terlewat. Karena aku tahu kamu menginginkan yang terbaik, benar kan kalau ini. Sebenarnya, menunggumu untuk ucapkan yang seharusnya kau ucapkan hari ini tidak membuatku lelah, karna kamu tahu cara buatku tersenyum. Cukup sudah untuk 23 September ini, silahkan saja jarum jam di dinding yang tertahan di angka 12 menjatuhkan diri di detik ke satu, aku merelakannya. Aku bahagia.
Terimakasih sudah menjadikan momentum ini indah dan berwarna, yang tersayang selalu jadi peran utama. Dan ingatlah selalu di dalam hatimu bahwa kemarin, hari ini, besok, lusa, dan sampai seterusnya aku mencintaimu.
Satu lagi, bukan tertinggal tapi istimewa yang telah berhasil mencairkan air mataku dan selalu mata ini berkaca-kaca tiap kali membacanya, seorang wanita hebat yang berjuang di tanggal ini 21 tahun yang lalu. Doanya pagi tadi menggetarkan jiwa yang tersampaikan melalui sebatang benda penghantar makna.
“Hari ini telah dan terus berupaya merah mimpimu di tahun yang 21.
Semoga Tuhan selalu mnyertaimu dalam meraihnya.
Dan kehidupanmu sungguh bermanfaat bagi Tuhan dan sesama."
Masih sama makna yang tersampaikan, ya inilah orang-orang tekasih yang selalu menjadi bagian terpenting dalam langkahku, merekalah perpanjangan tangan Tuhan dalam hidupku. Sekali lagi terimakasih sudah berikanku kesempatan tuk jadi bagian hidupmu. Semoga tahun depan masih ada kejutan tersimpan dan aku masih bisa menikmatinya selagi nafas masih terhembus dan jantung ini tidak lelah untuk berdetak. Selamat tinggal 23 September 2015.
Selamat ulang tahun, selamat menjadi kamu yang baru, Helena.