Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Kamis, 16 Januari 2014

Oh ternyata aku ada.

Kehidupan baru benar-benar menghampiri, seiring berjalannya waktu semua berganti begitu cepat, sangat drastis, diluar ekspektasi.
Keras! Memang ini yang namanya kehidupan, dihampiri bahkan ditinggalkan itu jadi hal biasa yang setidaknya akan jadi cerita dimasa tua, bukan begitu?
Sama seperti laju roda berputar dan terus berputar, menghadapi banyak rintangan, bebatuan, hujan, angin, bahkan badai yang tidak disangka pun datang jua. Beginilah hidup, sulit ditebak, hanya jadi rahasia Kuasa, sutradara terbesar dalam hidup yang penuh tanda tanya. Aku dan kehidupanku sekarang pun bersiklus sama, berputar. Pernah merasa manisnya hidup banyak suka disana dan pahit pun pernah, itu hidup!
Tapi, siapa sangka dibalik semua itu ada bingkisan indah dari sang pencipta, siapa tahu?
Ada yang datang dan ada juga yang akan pergi (lagi)? Pertanyaan itu seakan mengusik otak yang sejenak berfikir, "Iya kah orang-orang kesayangan akan terlelap dalam waktu?"
Mungkin iya? hmm.. atau tidak sama sekali? Entah.
Ini bukan masalah datang atau pergi tapi bersediakah kau-kau di sana jadi kawan laju rodaku? Atau ada sesuatu yang lebih menawan?
Ini lebih dari sekedar datang dan pergi. Bukan hanya bersedia dan pergi, bukan pula aku mau lalu pergi.
Apatis? Kalau dalam kamus apatis itu acuh tidak acuh; tidak peduli; masa bodoh. Ya, begitulah sedikit definisi dari pertanyaan yang mengendap dalam pikiran selama beberapa bulan ini. Pergi begitu saja tanpa permisi bahwa kita pernah bersam nikmati proses suka duka dalam "kita".
Aku rindu, rindu, rindu sekali saat dimana aku dan kamu adalah kita, yang orang lainpun iri akan "kita".
Ya, semoga "kita" itu bukan hanya jadi angan ku tapi akan jadi "kita" yang sebenarnya pada waktu yang jadi rahasia.
Mungkin jawaban dari pertanyaan menyebalkan itu adalah "nyaman"? Ya, aku pun demikian mengalami hal yang sama. "nyaman" itu sekarang sudah NOL besar, saat semua berubah jadi aku dan kamu tak ada lagi kata "kita" dengan "nyaman".
Sama seperti pernyataan yang telah terucap sebelumnya, datang dan pergi. Nyaman hanya bisa jadi bahan untuk digadaikan.
Menyebalkan sekali orang-orang apatis itu, mungkin bisa jadi aku merupakan salah satu dari bagian menjijikan yang sama sekali tidak terfikirkan untuk melakukannya, sama sekali tidak, berfikirpun enggan.
Berusaha nyaman itu munafik, lama-lama juga pergi. Melelahkan berpura-pura dalam topeng rekayasa yang dibuat sendiri, mati rasa.
Dalam satu dunia ini ada banyak dunia lagi, memusingkan bukan? Roda hidup terus berputar, kalaupun aku harus ikut berputar aku harus tau bagamana "nyaman" itu ada, bukan mengadakan yang tidak ada, sakit kalau harus terus bertopeng.
Banyak yang jadi orang lain bukan dirinya, sangat menyebalkan tapi ini dunia bukan hanya kamu yang tidur dan bernafas di sini jadi nikmati.
Tapi bolehkah aku berharap sekali lagi kembalikan aku yang dulu, kembalikan duniaku, kembalikan apa yang pernah ku punya dulu. Memang aku pernah ada saat ini, dan saat ini aku ada di dunia yang (hampir) jauh dari dulu, aku sadar pintaku banyak dan sangat omong kosong. Tapi aku mau semua jadi "kita" yang "nyaman."
Jangan pergi lagi, kembalilah, aku rindu.

Tertanda:
Seorang wanita di sudut ruangan berlampu redup dengan jemari yang elok menari diatas tuts hitam berjejer rapih  yang merindukan "kehidupan" "kita".
Rangkaian bualan ini ditujukan untuk semua yang pernah ada dalam rasa "nyaman"ku.

0 komentar:

Posting Komentar