Sebatang tubuh lemah yang rela untuk terbakar, leleh, dan akhirnya tiada, itu perjuangan sebatang lilin yang memiliki tujuan mulia tuk tetap sinari sekeliling agar mata ini dapat terus memandang indahnya dunia. Gelap pun sirna ketika secercah cahaya itu ada. Lilin itu tak bertanya pada api yang membakar tubuhnya sedikit demi sedikit, ia pasrah dan mau untuk berkorban dan mungkin lilin akan bertrimakasih pada angin yang dapat dengan mudahnya memadamkan api itu, tetapi lilin pun tidak memintanya.
Sebatang lilin yang malang.
Tapi jangan biarkan kita masuk dalam malam yang gelap, dingin, sendiri tanpa cahaya, biarkan kamu ditemani lilin yang pemberani itu. Sebelum lilin itu menjadi padam, jangan biarkan itu terjadi.
Tiupan
angin tadi mungkin dapat membuat lilin padam dan seketika gelap gulita, menakutkan.
Mata tak
bisa melihat, kaki kehilangan arah dalam langkah, dan kamu juga akan
kedinginan karena sumber kehangatan kita telah padam.
Ketika satu batang yang pancarkan cahya itu jadi tumpuanmu padam maka sulit pula untuk melihat
sekelilingmu.
Mata yang terus menatap dengat tajam pun belum tentu bisa
memandang setitik harap tuk teruskan langkah.
Sama
halnya dengan harapan bila harapan dalam diri kita telah padam tertiup
goda dan cita yang mulai melemah, maka sulitlah bagi kita untuk dapat
terus melangkah capai asa.
Biarkanlah
lilin itu selalu menyala, akan menjadi tanda bahwa aku pernah mencoba
untuk nyalakan harap tuk capai cita yang selalu jadi penerang dalam
hidup.
Aku tak akan pernah bisa dan mau untuk padamkan lilinku, aku tidak mau sendiri dalam gelap, aku tidak mau sendirian, aku takut gelap, aku ingin dapat selalu melihat indahnya dunia dengan mata hatiku. Egois sekali ya aku, tetapi ini bukan sebatas dua buah bola mata ini, tetapi mata hati yang dengan ketulusan dapat tetap terus terjaga dan dapat selalu menjaga harapan yang aku miliki karena dengan harapan itu aku dapat menemukan indahnya dunia yang baru.
Menarik bukan selalu memiliki harapan baru, indah, pengalaman baru yang datang. Sama halnya dengan sebatang lilin itu, ia akan merelakan diri tubuhnya dibakar oleh nyala api, begitu pula dengan harapan, bila kita menaruh harap pada suatu hal maka kita akan terus berjuang tanpa henti untuk dapat mewujudkankan. Mungkin bagi sebagian orang akan tetap terus maju tanpa pantang mundur, mungkin juga ada orang yang lelah dengan perjuangannya dan memilih untuk berhenti sejenak karena ada sesuatu hal yang mengharuskannya begitu atau mungkin saja ia lelah. Sama kan dengan lilin ia bisa lelah dan ada angin yang dapat mematikan api itu, ketika sebatang lilin itu telah habis terbakar maka akan ada lilin baru yang dinyalakan untuk dapat menjaga sekelilingnya agar tetap terlihat, nah sama juga bukan dengan harapan, ketika harapan itu mulai memudar jangan pernah khawatir akan hilangnya hari esok dan tiada lagi harapan, harapan baru akan senantiasa ada apabila kita percaya bahwa selalu ada harapan baru disana dan menantikan kita untuk menjemputnya dengan suka.
Tetaplah berharap dan tetaplah berjuang untuk capai cita dari harapan yang kamu taruh, jangan berhenti tuk menantikan hari baru yan indah dengan harapan baru pula.
Jagalah lilinmu, jangan sampai kau terlelap lalu ia padam, ia mau berkorban untukmu, biarlah cahayanya menerangimu dari gelap dan selalu menemanimu. Jaga lilin itu jangan sampai padam.
0 komentar:
Posting Komentar